Selasa, 18 Mei 2010

Contoh penulisan karangan Teknik

Tugas : bahasa Indonesia

Latihan 4 : Penulisan Teknik


Contoh penulisan karangan Teknik



Investasi Saham


Begitu banyak investasi yang bias dipilih, salah satu investasi yang paling banyak diminati oleh para investor adalah investasi dalam bentuk portofolio biasanya yang dipilih adalh bentuk portofolio saham. Saham sendiri memiliki banyak jenis seperti saham biasa dan saham prefern serta saham yang lainnya.

Saham biasa adalah surat berharga sebagai bukti pernyataan / kepemilikan individu maupun institusi atas suatu perusahaan. Saham biasa memiliki sifat seperti memiliki hak atas pendapatan yaitu berupa deviden, berhak atas harta perusahaan, serta mempunyai hak suara dalam RUPS. Sedangkan saham prefern tidak memiliki hak suara dalam RUPS tetapi dijanjikan deviden yang jumlahnya pasti dan tetap dalam persentase tertentu (tingkat bunga yang dijanjikan perusahaan) yang pembayarannya didahulukan disbanding saham biasa.

Investasi dalam bentuk portofolio saham ada beberapahal yang harus diketahhi selain memberikan keuntungan berupa Capital Gain atau selisih nilai jual saham dimana nilai jula saham lebih besar dari pada nilai beli saham, serta deviden. Saham juga memiliki kerugian yaitu berupa Capital Loss atau kerugian yang diakibatkan oleh adanya selisih negative antara nilai jual saham dengan nilai beli saham, diman nilai jual saham memiliki nilai yang lebih kecil dibandingkan dengan nilai beli, serta kerugian yang dapat terjadi akibat perusahaan dilukidasi atau dinyatakan Gagal atau bangkrut.

Tugas : bahasa Indonesia

Latihan 5 : Penulisan Teknik



Peranan Bahasa Indonesia dalam Konsep ilmiah


Pada kesempatan kali ini saya akan sedikit memberikan opini saya mengenai Bahasa Indonesia dalam konsep ilmiah yaitu apakah bahasa Indonesia mampu sebagai perantara atau sebagai media dalam menuangkan suatu konsep ilmiah ?.


Seperti yang kita ketahui.Bahasa Indonesia banyak dikenal sebagai bahasa pemersatu bangsa, selain itu bahasa Indonesia juga digunakan sebagai bahasa pengantar dalam dunia pendidikan dan pertemuan ilmiah.


Begitu juga dalam penulisan ilmah seperti penulisan makalah usulan penelitian,laporan penelitian, skripsi, tesis, dan disertasi kini telah menerapkan penggunaan bahasa Indonesia yang baik dan benar atau menggunakan bahasa baku.


Menurut pendapat saya, bahasa Indonesia dalam konsep ilmiah boleh dikatakan mampu menjadi perantara atau media dalam menuangkan suatu konsep ilmiah. Seperti yang kita biasa kita sering temukan dalam beberapa jenis penulisan ilmiah (skripsi, tesis, dan disertasi), dari berbagai jenis penulisan tersebut dapat kita nyatakan bahwa sudah banyak di antara sebuah penulisan ilmiah tersebut yang sudah mampu menggunakan bahasa Indonesia sebagai perantara atau sebagai media dalam menuangkan suatu konsep ilmiah.

Namun dalam penerapanya terkadang masih banyak kesalahan. Terutama dalam segi penggunaan kata, struktur kalimat, dan penempatan tanda baca (seperti : tanda baca titik, koma, dsb).


Pengertian Kalimat

    1. Pengertian Kalimat

Kalimat adalah satuan bahasa terkecil dalam wujud lisan atau tulisan yang mengungkapkan suatu pikiran yang utuh . Dalam suatu kalimat terdiri dari beberapa unsur antara lain subyek,predikat, obyek ,pelengkap dan keterangan. Kalimat dikatakan sempurna jika minimal memiliki unsur Subyek dan Predikat.

2.2 Struktur Dasar Kalimat Bahasa Indonesia

  1. Ciri-Ciri Subjek

Subjek adalah unsur pokok yang terdapat pada sebuah kalimat di samping unsur predikat. Dengan mengetahui ciri-ciri subjek secara lebih terperinci, kalimat yang dihasilkan dapat terpelihara strukturnya.

  • Jawaban atas Pertanyaan Apa atau Siapa

Penentuan subjek dapat dilakukan dengan mencari jawaban atas pertanyaan apa atau siapa yang dinyatakan dalam suatu kalimat. Untuk subjek kalimat yang berupa manusia, biasanya digunakan kata tanya siapa.:

Contoh :

Juanda memelihara binatang langka
Siapa memelihara? Jawab : Juanda.

(maka juanda adalah S sedangkan memelihara adalah predikat )
Siapa atau apa Binatang langka ? = tidak ada jawaban

  • Disertai Kata Itu

Kebanyakan subjek dalam bahasa Indonesia bersifat takrif (definite). Untuk menyatakan takrif, biasanya digunakan kata itu. Subjek yang sudah takrif misalnya nama orang, nama negara, instansi, atau nama diri lain dan juga pronomina tidak disertai kata itu.

Contoh : Anak itu mengambil bukuku

  • Didahului Kata Bahwa

Di dalam kalimat pasif kata bahwa merupakan penanda bahwa unsur yang menyertainya adalah anak kalimat pengisi fungsi subjek. Di samping itu, kata bahwa juga merupakan penanda subjek yang berupa anak kalimat pada kalimat yang menggunakan kata adalah atau ialah.

  • Mempunyai Keterangan Pewatas Yang

Kata yang menjadi subjek suatu kalimat dapat diberi keterangan lebih lanjut dengan menggunakan penghubung yang. Keterangan ini dinamakan keterangan pewatas.

  • Tidak Didahului Preposisi

Subjek tidak didahului preposisi, seperti dari, dalam, di, ke, kepada, pada. Orang sering memulai kalimat dengan menggunakan kata-kata seperti itu sehingga menyebabkan kalimat-kalimat yang dihasilkan tidak bersubjek.

  • Berupa Nomina atau Frasa Nominal

Subjek kebanyakan berupa nomina atau frasa nominal. Di samping nomina, subjek dapat berupa verba atau adjektiva, biasanya, disertai kata penunjuk itu.

2. Ciri – ciri Predikat

Predikat juga merupakan unsur utama suatu kalimat di samping subjek Bagian ini khusus membicarakan ciri-ciri predikat secara lebih terperinci.

  • Jawaban atas Pertanyaan Mengapa atau Bagaimana

Dilihat dari segi makna, bagian kalimat yang memberikan informasi atas pertanyaan mengapa atau bagaimana adalah predikat kalimat. Pertanyaan sebagai apa atau jadi apa dapat digunakan untuk menentukan predikat yang berupa nomina penggolong (identifikasi). Kata tanya berapa dapat digunakan untuk menentukan predikat yang berupa numeralia (kata bilangan) atau frasa numeralia.

  • Kata Adalah atau Ialah

Predikat kalimat dapat berupa kata adalah atau ialah. Predikat itu terutama digunakan jika subjek kalimat berupa unsur yang panjang sehingga batas antara subjek dan pelengkap tidak jelas.

  • Dapat Diingkarkan

Predikat dalam bahasa Indonesia mempunyai bentuk pengingkaran yang diwujudkan oleh kata tidak. Bentuk pengingkaran tidak ini digunakan untuk predikat yang berupa verba atau adjektiva. Di samping tidak sebagai penanda predikat, kata bukan juga merupakan penanda predikat yang berupa nomina atau predikat kata merupakan.

  • Dapat Disertai Kata-kata Aspek atau Modalitas

Predikat kalimat yang berupa verba atau adjektiva dapat disertai kata-kata aspek seperti telah, sudah, sedang, belum, dan akan. Kata-kata itu terletak di depan verba atau adjektiva. Kalimat yang subjeknya berupa nomina bernyawa dapat juga disertai modalitas, kata-kata yang menyatakan sikap pembicara (subjek), seperti ingin, hendak, dan mau.

  • Unsur Pengisi Predikat

Predikat suatu kalimat dapat berupa:

  1. Kata, misalnya verba, adjektiva, atau nomina.

  2. Frasa, misalnya frasa verbal, frasa adjektival, frasa nominal, frasa numeralia (bilangan).




  1. Ciri – ciri Objek


Unsur kalimat ini bersifat wajib dalam susunan kalimat aktif transitif yaitu kalimat yang sedikitnya mempunyai tiga unsur utama, subjek, predikat, dan objek. Predikat yang berupa verba intransitif (kebanyakan berawalan ber- atau ter-) tidak memerlukan objek, sedangkan verba transitif yang memerlukan objek kebanyakan berawalan me-. Ciri-ciri objek ini sebagai berikut.

  • Langsung di Belakang Predikat

Objek hanya memiliki tempat di belakang predikat, tidak pernah mendahului predikat.

  • Dapat Menjadi Subjek Kalimat Pasif

Objek yang hanya terdapat dalam kalimat aktif dapat menjadi subjek dalam kalimat pasif. Perubahan dari aktif ke pasif ditandai dengan perubahan unsur objek dalam kalimat aktif menjadi subjek dalam kalimat pasif yang disertai dengan perubahan bentuk verba predikatnya.

  • Tidak Didahului Preposisi

Objek yang selalu menempati posisi di belakang predikat tidak didahului preposisi. Dengan kata lain, di antara predikat dan objek tidak dapat disisipkan preposisi.


  • Didahului Kata Bahwa

Anak kalimat pengganti nomina ditandai oleh kata bahwa dan anak kalimat ini dapat menjadi unsur objek dalam kalimat transitif.


4. Ciri-Ciri Pelengkap

Pelengkap dan objek memiliki kesamaan. Kesamaan itu ialah kedua unsur kalimat ini :

  1. Bersifat wajib ada karena melengkapi makna verba predikat kalimat.

  2. Menempati posisi di belakang predikat.

  3. Tidak didahului preposisi.

Perbedaannya terletak pada kalimat pasif. Pelengkap tidak menjadi subjek dalam kalimat pasif. Jika terdapat objek dan pelengkap dalam kalimat aktif, objeklah yang menjadi subjek kalimat pasif, bukan pelengkap. Berikut ciri-ciri pelengkap.

  • Di Belakang Predikat

Ciri ini sama dengan objek. Perbedaannya, objek langsung di belakang predikat, sedangkan pelengkap masih dapat disisipi unsur lain, yaitu objek. Contohnya terdapat pada kalimat berikut.

  1. Diah mengirimi saya buku baru.

  2. Mereka membelikan ayahnya sepeda baru.

Unsur kalimat buku baru, sepeda baru di atas berfungsi sebagai pelengkap dan tidak mendahului predikat.

  • Tidak Didahului Preposisi

Seperti objek, pelengkap tidak didahului preposisi. Unsur kalimat yang didahului preposisi disebut keterangan. Ciri-ciri unsur keterangan dijelaskan setelah bagian ini.

5. Ciri-Ciri Keterangan

Keterangan merupakan unsur kalimat yang memberikan informasi lebih lanjut tentang suatu yang dinyatakan dalam kalimat; misalnya, memberi informasi tentang tempat, waktu, cara, sebab, dan tujuan. Keterangan ini dapat berupa kata, frasa, atau anak kalimat. Keterangan yang berupa frasa ditandai oleh preposisi, seperti di, ke, dari, dalam, pada, kepada, terhadap, tentang, oleh, dan untuk. Keterangan yang berupa anak kalimat ditandai dengan kata penghubung, seperti ketika, karena, meskipun, supaya, jika, dan sehingga. Berikut ini beberapa ciri unsur keterangan.

  • Bukan Unsur Utama

Berbeda dari subjek, predikat, objek, dan pelengkap, keterangan merupakan unsur tambahan yang kehadirannya dalam struktur dasar kebanyakan tidak bersifat wajib.

  • Tidak Terikat Posisi

Di dalam kalimat, keterangan merupakan unsur kalimat yang memiliki kebebasan tempat. Keterangan dapat menempati posisi di awal atau akhir kalimat, atau di antara subjek dan predikat.

Contohnya :

Cintya sudah membuat tiga kue dengan bahan itu.

S P O K

Dengan bahan itu Cintya sudah membuat tiga kue .
Cintya dengan bahan itu sudah membuat tiga kue.

Dari jabatan SPOK menjadi KSPO dan SKPO .Jika tidak dapat di pindah maka bukan keterangan.

  • Jenis Keterangan

Keterangan dibedakan berdasarkan perannya di dalam kalimat.

  1. Keterangan Waktu

Keterangan waktu dapat berupa kata, frasa, atau anak kalimat. Keterangan yang berupa kata adalah kata-kata yang menyatakan waktu, seperti kemarin, besok, sekarang, kini, lusa, siang, dan malam. Keterangan waktu yang berupa frasa merupakan untaian kata yang menyatakan waktu, seperti kemarin pagi, hari Senin, 7 Mei, dan minggu depan. Keterangan waktu yang berupa anak kalimat ditandai oleh konjungtor yang menyatakan waktu, seperti setelah, sesudah, sebelum, saat, sesaat, sewaktu, dan ketika.

  1. Keterangan Tempat

Keterangan tempat berupa frasa yang menyatakan tempat yang ditandai oleh preposisi, seperti di, pada, dan dalam.

  1. Keterangan Cara

Keterangan cara dapat berupa kata ulang, frasa, atau anak kalimat yang menyatakan cara. Keterangan cara yang berupa kata ulang merupakan perulangan adjektiva. Keterangan cara yang berupa frasa ditandai oleh kata dengan atau secara. Terakhir, keterangan cara yang berupa anak kalimat ditandai oleh kata dengan dan dalam.

  1. Keterangan Sebab

Keterangan sebab berupa frasa atau anak kalimat. Keterangan sebab yang berupa frasa ditandai oleh kata karena atau lantaran yang diikuti oleh nomina atau frasa nomina. Keterangan sebab yang berupa anak kalimat ditandai oleh konjungtor karena atau lantaran.

  1. Keterangan Tujuan

Keterangan ini berupa frasa atau anak kalimat. Keterangan tujuan yang berupa frasa ditandai oleh kata untuk atau demi, sedangkan keterangan tujuan yang berupa anak kalimat ditandai oleh konjungtor supaya, agar, atau untuk.

  1. Keterangan Aposisi

Keterangan aposisi memberi penjelasan nomina, misalnya, subjek atau objek. Jika ditulis, keterangan ini diapit tanda koma, tanda pisah (--), atau tanda kurang.

Perhatikan contoh berikut.

  • Dosen saya, Bu Erwin, terpilih sebagai dosen teladan.


  1. Keterangan Tambahan

Keterangan tambahan memberi penjelasan nomina (subjek ataupun objek), tetapi berbeda dari keterangan aposisi. Keterangan aposisi dapat menggantikan unsur yang diterangkan, sedangkan keterangan tambahan tidak dapat menggantikan unsur yang diterangkan. Seperti contoh berikut.

  • Siswanto, mahasiswa tingkat lima, mendapat beasiswa.

Keterangan tambahan (tercetak miring) itu tidak dapat menggantikan unsur yang diterangkan yaitu kata Siswanto.

  1. Keterangan Pewatas

Keterangan pewatas memberikan pembatas nomina, misalnya, subjek, predikat, objek, keterangan, atau pelengkap. Jika keterangan tambahan dapat ditiadakan, keterangan pewatas tidak dapat ditiadakan. Contohnya sebagai berikut.

  • Mahasiswa yang mempunyai IP tiga lebih mendapat beasiswa.

Contoh diatas menjelaskan bahwa bukan semua mahasiswa yang mendapat beasiswa, melainkan hanya mahasiswa yang mempunyai IP tiga lebih.





2.3 Kendala-kendala Struktur Kalimat Bahasa Indonesia

Ada berbagai kendala yang menyebabkan kurang menguasai struktur kalimat bahasa Indonesia, yaitu:
1) Kandungan makna yang terdapat dalam struktur kalimat BI masih kurang di pahami;
2) Pemahaman terhadap konsep struktur kalimat BI masih samar-samar;
3) Penggunaan BI masih dipengaruhi kebiasaan penggunaan berbahasa ibu;
6) Struktur pola kalimat BI berbeda dengan struktur kalimat bahasa ibu;
7) Penguasaan kosakata dan proses pembentukannya belum banyak diketahui
8) Penguasaan membaca buku-buku kebahasaan masih kurang.




Jenis-jenis kalimat berdasarkan struturnya

  1. Kalimat tunggal, yaitu kalimat yang hanya memiliki satu unsur subjek dan satu unsur predikat atau satu pola kalimat :

Contoh:

• Ayah seorang guru SMP.
• Guru bahasa Inggris disekolahku akan melawat ke Amerika Serikat.
• Ibu sakit.


Ketiga contoh di atas masing-masing hanya mengandung satu klausa saja. Pada
contoh kedua, pola kalimat tersebut diperluas namun tidak sampai membentuk pola kalimat baru.

Sebuah kalimat tunggal terdiri satu rangkaian unsur inti (S, P). Perluasan dari kalimat tunggal biasanya tidak melampaui batas (S, P) atau tidak membentuk pola kalimat baru.


Cara menentukan kalimat inti dari kalimat perluasan sebagai berikut :

  1. Orang yang tinggi besar itu sama sekali bukan tetangga pamanku.
    Kalimat intinya
    : Orang itu pamanku.

  2. Ia berlari dengan cepat agar tidak terlambat.
    Kalimat intinya: Ia berlari.










  1. Kalimat majemuk, yaitu kalimat yang memiliki dua pola kalimat atau lebih.

Kalimat majemuk terbagi atas tiga kelompok, yaitu:

  1. Kalimat Majemuk Setara

Kalimat majemuk setara terjadi dari dua kalimat tunggal atau lebih. Kalimat majemuk setara dikelompokkan menjadi empat jenis, sebagai berikut :


1. Dua kalimat tunggal atau lebih dapat dihubungkan oleh kata dan atau serta jika kedua kalimat tunggal atau lebih itu sejalan, dan hasilnya disebut kalimat majemuk setara penjumlahan.


Contoh:

  • Kami membaca

  • Mereka menulis


Kami membaca dan mereka menulis.

Tanda koma dapat digunakan jika kalimat yang digabungkan itu lebih dari dua kalimat tunggal.

Contoh:

  1. Direktur tenang.

  2. Karyawan duduk teratur.

  3. Para nasabah antre.

  4. Direktur tenang, karyawan duduk teratur, dan para nasabah antre.


2. Kedua kalimat tunggal yang berbentuk kalimat setara itu dapat dihubungkan oleh kata tetapi jika kalimat itu menunjukkan pertentangan, dan hasilnya disebut kalimat majemuk setara pertentangan.

Contoh:

  1. Amerika dan Jepang tergolong negara maju.

  2. Indonesia dan Brunei Darussalam tergolong negara berkembang.

  3. Amerika dan Jepang tergolong negara maju, tetapi Indonesia dan Brunei Darussalam tergolong negara berkembang.


Kata-kata penghubung lain yang dapat digunakan dalam menghubungkan dua kalimat tunggal dalam kalimat majemuk setara pertentangan ialah kata sedangkan dan melainkan seperti kalimat berikut :

  1. Puspiptek terletak di Serpong, sedangkan Industro Pesawat Terbang Nusantara terletak di Bandung.

  2. Ia bukan peneliti, melainkan pedagang.






3. Dua kalimat tunggal ata lebih dapat dihubungkan oleh kata lalu dan kemudian jika kejadian yang dikemukakannya berurutan.

Contoh:

  1. Mula-mula disebutkan nama-nama juara MTQ tingkat remaja, kemudian disebutkan nama-nama juara MTQ tingkat dewasa.

  2. Upacara serah terima pengurus koperasi sudah selesai, lalu Pak Ustaz membacakan doa selamat.


4. Dapat pula dua kalimat tunggal atau lebih dihubungkan oleh kata atau jika kalimat itu

menunjukkan pemilihan, dan hasilnya disebut kalimat majemuk setara pemilihan.

Contoh:

  1. Para pemilik televisi membayar iuran televisinya di kantor pos yang terdekat, atau para petugas menagihnya ke rumah pemilik televisi langsung.



  1. Kalimat Majemuk tidak Setara

Kalimat majemuk tidak setara terdiri atas satu suku kalimat yang bebas dan satu suku kalimat atau lebih yang tidak bebas. Jalinan kalimat ini menggambarkan taraf kepentingan yang berbeda-beda di antara unsur gagasan yang majemuk. Inti gagasan dituangkan ke dalam induk kalimat, sedangkan pertaliannya dari sudut pandangan waktu, sebab, akibat, tujuan, syarat, dan sebagainya dengan aspek gagasan yang lain diungkapkan dalam anak kalimat.


Contoh:


1. a. Komputer itu dilengkapi dengan alat-alat modern. (tunggal)

b. Mereka masih dapat mengacaukan data-data komputer. (tunggal)

c. Walaupun komputer itu dilengkapi dengan alat-alat modern, mereka masih dapat mengacaukan data-data komputer itu.


2. a. Para pemain sudah lelah

b. Para pemain boleh beristirahat.

c. Karena para pemain sudah lelah, para pemain boleh beristirahat.

d. Karena sudah lelah, para pemain boleh beristirahat.



Sudah dikatakan di atas bahwa kalimat majemuk tak setara terbagi dalam bentuk anak kalimat dan induk kalimat. Induk kalimat ialah inti gagasan, sedangkan anak kalimat ialah pertalian gagasan dengan hal-hal lain.


Mari kita perhatikan kalimat di bawah ini :

Apabila engkau ingin melihat bak mandi panas, saya akan membawamu ke hotel-hotel besar.


Anak kalimat:

Apabila engkau ingin melihat bak mandi panas.



Induk kalimat:

Saya akan membawamu ke hotel-hotel besar.


Penanda anak kalimat ialah kata walaupun, meskipun, sungguhpun, karena, apabila, jika, kalau, sebab, agar, supaya, ketika, sehingga, setelah, sesudah, sebelum, kendatipun, bahwa, dan sebagainya


  1. Kalimat Majemuk Campuran


Kalimat jenis ini terdiri atas kalimat majemuk taksetara (bertingkat) dan kalimat majemuk setara, atau terdiri atas kalimat majemuk setara dan kalimat majemuk taksetara (bertingkat).


Misalnya:

1. Karena hari sudah malam, kami berhenti dan langsung pulang.

2. Kami pulang, tetapi mereka masih bekerja karena tugasnya belum selesai.


Penjelasan

Kalimat pertama terdiri atas induk kalimat yang berupa kalimat majemuk setara, kami pulang, tetapi mereka masih bekerja, dan anak kalimat karena tugasnya belum selesai. Jadi, susunan kalimat kedua adalah setara + bertingkat.


sumber yang digunakan dalam penulisan ini :

  1. http://one.indoskripsi.com/judul-skripsi/sistem-informasi/analisa-struktur-kalimat-bahasa-indonesia-dengan-menggunakan-pengurai-kalimat-berbasis-linguis

  2. http://bagas.wordpress.com/

  3. http://id.wikipedia.org/wiki/Bahasa

  4. N. Utorodewo, Felicia. 2007. Bahasa Indonesai. Depok : LPFEUI.
























Paradigma Baru Dalam Pemasaran : New Wave Marketing

Paradigma Baru Dalam Pemasaran :

New Wave Marketing


New Wave Marketing itu adalah marketing yang serba horisontal. Kalo zaman dulu, perusahaan selalu memosisikan diri diatas customer, memnyerang konsumen dengan iklan. Sehingga Customer mengikuti apa saja kata perusahaan. Itu istilahnya pemasaran vertikal. Berbeda dengan sekarang, customer itu sudah tidak mau lagi dibombardir dengan berbagai macam iklan, bahkan kini konsumen sudah kritis terhadap perusahaan tersebut. Hal ini membuat perusahaan harus berada sejajar dengan customer untuk merangkulnya, menjadi pemasaran horisontal.


Nah, dalam New Wave Marketing, ada tiga buah sub-culture di dalamnya yang dapat dirangkul, menggeser sub-culture yang sebelumnya dominan di era pemasaran lama. Youth, kalangan pemuda yang kritis dan berani, menggantikan senior yang lebih lambat dan hati-hati. Women, kalangan wanita yang sensitif dan peduli terhadap teman dan keluarganya, menggeser men alias laki-laki yang selama ini superior tapi cuek, dan Netizen, pengguna Internet yang bisa bersuara lantang dalam menyuarakan sesuatu, menggantikan citizen, warga negara biasa pada umumnya yang terbatas aksesnya. Perusahaan atau pemasar harus mentargetkan kepada salah satu atau lebih komunitas tersebut agar bisa sukses dalam pemasaran di era New Wave.


Untuk meraih mind share, yaitu diingat di otak pelanggan, pemasar harus merangkul kaum muda (youth) alih-alih merangkul semua customer yang terlalu banyak. Kaum muda yang kritis dan berani bersuara ini yang akan mewarnai opini masyarakat tentang suatu barang/jasa. Untuk meraih market share, yaitu jumlah barang/jasa yang terjual, pemasar harus merangkul kaum wanita (women), karena mereka dalam membeli sesuatu, ga cuma beli barang untuk sendiri, tapi juga membeli lebih banyak untuk teman-teman dan keluarganya kan? Nah, untuk meraih heart share, alias dicintai oleh pelanggan, pemasar harus merangkul pengguna Internet (netizen), karena di Internet, semua bisa bersuara baik yang positif atau negatif terhadap pemasar. Orang kalo nyari informasi, pasti Googling kan? Karena itulah, opini dari netizen akan berpengaruh besar.



Memahami nilai-nilai dan prinsip yang dianut anak muda adalah kunci sukses dalam memenangkan loyalitas anak muda

Memahami nilai-nilai dan prinsip yang dianut anak muda adalah kunci sukses dalam memenangkan loyalitas anak muda


Membuat anak muda menjadi loyal terhadap suatu produk bukan hal yang mudah, apalagi anak muda dikenal dengan prinsip yang tidak mudah berubah. Tapi disitulah letak tantangan yang harus di taklukan oleh pemasar, dimana pemasar harus selalu update terhadap perubahan yang terjadi dengan sangat cepat. Berbeda diantara mereka yang selalu berinteraksi dengan anak muda, memudahkan para pemasar untuk mengenal subcultur ini, tentunya sekaligus mendekatkan brand mereka, sehingga menjadi brand yang paling familiar dikalangan anak muda, bahkan hingga membuat para anak muda menjadikan brand tersebut dengan bagian dari hidup mereka. Berikut adalah beberapa brand produk yang diakui sebagai favorit brand anak muda dari 22 kategori produk.


No Category Product youth’s brand favorite

1 Hair cream / Gel Gatsby

2 Shampoo Pantene

3 Facial Soap Pounds

4 Mouisturizer Pounds

5 Jeans Lea

6 Shoes Converse

7 Handphone Nokia

8 SIM Card Simpati

9 Motorcycle Honda

10 Car Toyota

11 Cigarette Sampoerna

12 Candy Relaxa

13 Instant Noodle Indonesia

14 Fast Food KFC

15 Deodorant Rexona

16 Laptop/PC Acer

17 Tv LG

18 Tooth Paste Pepsodent

19 Sanitary Napkin Charm

20 Bank (Saving Category) BCA

21 Bank (Credit Card Category) BCA

22 Lubricant Oil Top one


Source : Markplus Insight


Favorite brands tersebut, tidak selalu unggul disemua segmen usia anak muda, sebagai contoh untuk kategori SIM card Dansepeda Motor Berdasarkan kelompok usia , Simpati dan Honda unggul pada usia antara 25 tahun hingga 35 tahun, sementara indosat dan Yamaha, menjadi favorit kelompok usia yang lebih muda yaitu usia 14 hingga 24 tahun. Tentunya dari hal tersebut terkait dengan strategi dan pendekatan yang telah dilakukan oleh masing-masing brand tersebut.


Sumber : Majalah marketeers (dengan perubahan)



Rabu, 12 Mei 2010

Jenis Paragraf dan Contohnya

Jenis Paragraf dan Contohnya
Generalisasi adalah proses penalaran berdasarkan 2 pengamatan atas sejumlah gejala dengan sifat-sifat tertentu mengenai semua atau sebagian dari gejala serupa itu.

Contoh paragraf generalisasi :
Dari hasil penelitian Dr. Judith Rodin disimpulkan bahwa gula yang terdapat di dalam buab-buaban yang disebut ftuktosa dapat menghilangkan rasa lapar, sedangkan glukosa yang biasanya terdapat dalam kue-kue dan permen menambah rasa lapar. Hal ini disebabkan oleh pankreas yang secara cepat mengeluarkan insulin ke dalam aliran darah. Untuk mengatasi naiknya kadar gula yang cepat tadi. Segera setelah itu kadar gula darah anda akan menurun ke bawah normal. Maka cepatlah energi tadi hilang dan anda akan merasa lebih lapar daripada sebelum sarapan.
(Dikutip dari Bola dengan beberapa perubahan).

Pada contoh tadi bagian yang dicetak miring merupakan generalisasi yang dikembangkan Judith Rodin berdasarkan hasil penelitiannya. Generalisasi itu selanjutnya dijelaskan dengan contoh yang dikemukakan dalam kalimat-kalimat bcrikutnya.


Paragraf Analogi adalah paragraf yang didalamnya membandingkan dua hal yang berbeda tetapi memiliki kesamaan.
Contoh analogi 1 :
Bagaikan badai yang mengamuk, memorakporandakan segala sesuatu yang ditemui. Rumah-rumah berantakan, pohon-pohon bertumbangan tiada bersisa. Tinggallah akhirnva dataran yang luas dan sunyi dengan puing-puing gedung dan pohon-pohon yang tumbang. Demikianlah penderitaan telah membuatnva hancur luluh tanpa ampun. Rasanya tak ada lagi yang tersisa, kecuali bagian yang hampa rasa, tanpa citra, cipta, dan karya.
Tulisan di atas merupakan contoh analogi deklaratif. Dalam tulisan ini hebatnya penderitaan digambarkan sebagai badai yang menghancur ratakan suatu daerah. Maksudnya tentu saja agar pembaca dapat lebih menghayati bagaimana beratnya penderitaan yang dialami.

Contoh analogi 2 :
Hidup ini memang seperti roda yang selalu berputar dimana kadang dalam hidup ada orang yang merasa diatas (meliki penadatan yang tinggi dan berkecukupan), namun ada pula orang-orang yang dibawah yaitu orang-orang yang kadang untuk mencari makan saja sulit.


Kalimat Kausal (hubungan sebab akibat)
Hubungan sebab akibat terdiri dari dua pola. Yaitu pola dari sebab ke akibat, akibat ke sebab.
(1) Penalaran dari sebab ke akibat dimulai dengan pengamatan terhadap suatu sebab yang diketahui. Berdasarkan pengamatan itu ditarik kesimpulan mengenai akibat yang mungkin ditimbulkan.
(2) Penalaran dari akibat ke sebab dimulai dari suatu akibat yang diketahui. Berdasarkan akibat tersebut dipikirkan apa yang mungkin menjadi penyebabnya.

Contoh kalimat dari sebab ke akibat :
dikarenakan sang pengemudi motor mengemudikan kendaraannya dalam keadaan mabuk berat, sehingga tabrakan tersebut tak dapat dielakan.

Dari contoh diatas dapat kita analisis bahwa kejadian tabrakan terjadi dikarenakan pengemudi kendaraan mengemudi disaat ia sedang mabuk. Dimana tabrakan merupakan akibat dan pengemudi yang mabuk merupakan penyebabnya.
Sebab akibat
Mengemudikan kendaraan disaat mabuk tabrakan

Contoh kalimat dari akibat ke sebab :
Hari senin kemarin tono tidak dapat mengikuti ujian semester dikarenakan tono belum melunasi uang gedung.

Dari contoh diatas dapat kita tarik kesimpulan bahwa tono tidak dapat mengikuti ujian semester sebagai akibat dari belum dilunasinya uang gedung oleh tono.
akibat:
Tidak dapat mengikuti ujian semester
sebab/penyebab:
Belum melunasi uang gedung